pelumas pertamina

Jumat, 16 Maret 2018

Kontaminasi Pelumas Dan Efeknya

Kontaminasi Pelumas dan Efeknya

 Gambar terkait

Kontaminasi pelumas adalah hal yang sangat mungkin terjadi dalam kehidupan sehari-hari di berbagai industri. Hal ini dipicu oleh keadaan industri yang biasanya dipenuhi debu dan kotoran serta efek penggunaan tentunya tidak dapat dihindari.Pada kesempatan kali ini, Pertamina Oil akan membagikan informasi mengenai Kontaminasi Pelumas dan Efeknya. Memang kontaminasi bukanlah hal yang dapat kita hindari, namun dengan mengetahui informasi ini, kita dapat memperlambat proses tersebut, menjadikan umur pelumas lebih panjang dan operasional semakin efisien.Memasuki bahasan utama, kontaminasi pelumas dapat dibagi menjadi dua, yaitu kontaminasi partikel dan kontaminasi kimia. Yang dimaksud dengan kontaminasi partikel adalah adanya benda asing yang masuk ke dalam pelumas berupa keausan logam dan debu. Sedangkan kontaminasi kimia berupa panas, udara, dan air yang masuk ke dalam pelumas sehingga bisa mengakibatkan reaksi kimia dengan pelumas dan menghasilkan zat-zat asam dan oksidasi. Jika kita bicara masalah kontaminasi pelumas, sangat banyak faktor-faktor yang menyebabkan suatu pelumas terkontaminasi, misalnya saat penyimpanan, pemindahan pelumas dari satu wadah ke wadah lain saat pengisian ke dalam mesin dan lain-lain. Segala jenis pelumas yang digunakan pada sebuah mesin akan selalu terkontaminasi kotoran padat baik yang berasal dari debu, air, atau keausan logam.
Pada kesempatan kali ini kita akan membahas kontaminasi pada pelumas mesin disel dan bensin dan kontaminasi pelumas hidrolik. Mari kita lihat penjelasan berikut.
A. Pelumas Mesin (Diesel & Gasoline)
Kontaminasi pelumas mesin bersumber dari arang bahan bakar (soot), bahan bakar minyak (fuel), keausan logam (wear), air (water), glycol, produk asam, nitrasi, dan oksidasi yang terjadi saat pelumas digunakan. Sedangkan kontaminasi dari luar mesin bisanya berupa debu, air, grease, dan serat kain.
Beberapa kontaminasi pada pelumas mesin seringkali terjadi pada saat pengisian ke dalam mesin khususnya ketika pengambilan pelumas dari drum menggunakan wadah/kaleng bekas secara berulang-ulang dengan kondisi wadah kotor, tidak bertutup. Di samping itu, kontaminasi antar sesama pelumas pun dapat terjadi pada saat menggunakan pompa tangan (hand pump) dari satu drum ke drum yang lain, misalnya pompa dari drum oli SAE 10W dipindahkan ke drum oli SAE 40.
B. Pelumas Hidrolik
Pelumas hidrolik merupakan suatu fluida yang sangat penting dalam sistem hidrolik sebagai sumber tenaga yang digerakkan dengan bantuan pompa, katup pengontrol, silinder, dan motor hidrolik. Pelumas dan mesin hidrolik merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dalam prinsip kerja suatu sistem hidrolik. Pelumas sebagai fluida kerja pada sistem hidrolik akan selalu berisiko terkontaminasi kotoran padat yang dapat menyebabkan kerusakan dini pada komponen-komponen sistem hidrolik.
Masalah pada sistem hidrolik dapat dicegah dengan memperhatikan penyebab utama yang masuk ke dalam sistem hidrolik, yaitu berupa padatan atau cairan. Tingkat kerusakan suatu sistem hidrolik disebabkan oleh 75%–85% kontaminasi. Dari total penyebab kerusahan hidrolik ini di bagi menjadi dua bagian yaitu:
  1. Kesalahan pemilihan pelumas atau pelumas tidak bermutu (40%)
  2. Tingkat kebersihan pelumas yang digunakan kurang bagus (60%)  
EFEK KONTAMINASI
Beberapa efek kontaminasi yang sering ditemukan pada suatu mesin atau sistem hidrolik adalah sebagai berikut.
A. Angka jelaga (soot)
Adalah arang karbon yang terbentuk akibat proses pembakaran yang tidak sempurna dan masuk kedalam pelumas melalui gas bertekanan yang melewati cylinder liner danring piston yang longgar (over clearance). Jelaga timbul dari bahan bakar yang tidak habis terbakar akibat rasio kompresi yang tidak tepat. Kepulan asap/gas buang pada knalpot yang hitam dan filter udara yang kotor mengindikasi terjadinya jelaga. Kandungan soot yang tinggi dapat mengakibatkan kekentalan pelumas meningkat dan keausan logam di dalam mesin.
B. Oksidasi
Adalah proses reaksi kimia yang terjadi antara oksigen dengan struktur hidrokarbon pelumas sehingga menghasilkan produk-produk oksidasi. Produk oksidasi dapat mengakibatkan kekentalan pelumas meningkat. Laju oksidasi pelumas akan meningkat seiring meningkatnya suhu operasi pada suatu mesin.
C. Nitrasi
Nitrasi adalah proses reaksi kimia yang terjadi untuk menghasilkan senyawa nitro dari aditif anti-oksidan dan minyak dasar pelumas. Atau bisa juga bersumber dari gas alam untuk mesin-mesin berbahan bakar gas alam (gas engine). Efek reaksi ini akan menghasilkan senyawa-senyawa asam di dalam pelumas. Asam-asam yang terbentuk dapat mengakibatkan korosif pada logam.
D. Produk Asam
Adalah produk-produk asam yang dihasilkan dari senyawa sulfur yang ada di dalam pelumas dan bahan bakar minyak solar. Sulfur akan mengalami  oksidasi pada suhu tinggi dan menghasilkan senyawa asam di dalam pelumas. Asam-asam yang terbentuk dapat mengakibatkan korosif pada logam.
E. Air
Air merupakan produk sampingan dari suatu proses pembakaran dan biasanya terjadi melalui timbunan gas buang. Atau sumber air yang lain adalah akibat kondesasi uap air di dalam mesin. Kandungan air dapat mengakibatkan kekentalan pelumas meningkat dan kinerja pelumas dalam melindungi logam menurun. Disamping itu air juga bisa membentuk karat pada logam. Air dalam mesin disel dan bensin dapat berfungsi sebagai water hammer.
Yang harus di perhatikan pada saat penyimpanan pelumas :
1.Penyimpanan posisi tegak atau berdiri. Pada saat posisi tegak usahakan pada saat penyimpanan posisi pelumas atau Drum tidak ada genangan air di posisi atas bagian drum. Apabila lama tidak di gunakan bisa di tutup bagian atas memakai terpal atau sejenisnya agar tidak terkontaminasi.
2.Penyimpanan posisi tidur atau miring. Pada saat posisi tidur usahakan posisi tutup pada Drum berada di angka jarum 9 dan 3 atau tidak berada di angka jarum 12 dan 6, (perhatikan Gambar posisi yang Benar)
hal ini di lakukan Agar tidak ada uap udara yang masuk ke dalam Pelumas.
Hasil gambar untuk pelumas drum



F. Keausan Logam
Umumnya logam-logam yang mengalami keausan diantaranya tembaga (Cu), besi (Fe), kromium (Cr), aluminium (Al), timah putih (Sn), timah hitam (Pb), molybdenum (Mo), silikon (Si), nikel (Ni), perak (Ag), atau magnesium (Mg). Logam-logam ausan di dalam pelumas bisa berfungsi sebagai penyebab keausan logam yang berikutnya.
G. Glycol (poly/mono/ethelene)
Senyawa ini biasanya terdapat dalam air radiator sebagai anti beku dan masuk ke dalam pelumas jika terjadi kebocoran air radiator baik dari blok mesin atau seal cylinder head. Khusus sistem hidrolik, efek dari kontaminasi pelumas yang ditimbukan sangat besar terhadap proses kerja sistem hidrolik terutama terhadap gerakan proportional valve, directional valve, dan servo valve.
KERUSAKAN AKIBAT KONTAMINASI
Apabila satu atau lebih efek di atas telah terjadi, kerusakan dapat terjadi. Adapun berdasarkan besarnya, kerusakan dibagi menjadi kerusakan berikut:
  1. Kerusakan Ringan
    Kerusakan ini biasanya terjadi secara perlahan, ketika adanya partikel padat berukuran kecil-kecil yang ikut terbawa bersama pelumas sehingga mengakibatkan keausan (abrasi) pada permukaan logam yang dilewatinya.
  2. Kerusakan Sedang
    Kerusakan jenis ini bisa terjadi secara bertahap atau terputus-putus, ada kalanya muncul dan kadang-kadang menghilang, kondisi ini terjadi ketika partikel padat dalam pelumas melewati check valve (sistem hidrolik).
  3. Kerusakan Berat
    Kerusakan semacam ini diakibatkan oleh adanya partikel logam yang berukuran besar yang masuk ke dalam aliran pelumas sehingga secara langsung dapat merusak pompa ataupun bagian-bagian yang dilewatinya, efeknya adalah terjadi kerusakan parah.
Apabila kerusakan sudah terjadi, kerugian tertentu dapat muncul, seperti misalnya:
  1. Fungsi pelumas menurun
  2. Boros energi
  3. Masa pakai pelumas pendek
  4. Biaya perawatan tinggi
  5. Produktivitas kerja menurun
  6. Pencemaran lingkungan
  7. Biaya pengadaan pelumas  meningkat.
  8. Usia pakai spare part pendek
Seperti yang dikatakan di atas, kontaminasi bukanlah hal yang dapat dihindari sepenuhnya. Namun, kita dapat memperlambat dan memperkecil dampaknya dengan mengontrol penyebab terjadinya kontaminasi tersebut. Kontrol kontaminasi pada suatu pelumas dapat membantu menjaga atau memelihara mesin agar:
  1. Efisiensi mesin baik/meningkat
  2. Umur spare part lebih panjang
  3. Umur oli lebih panjang
  4. Biaya perawatan atau maintenance menurun
Adapun deteksi kontaminasi sebagai kontrol kontaminan dapat dilakukan dengan metode berikut:
A. Visual
Kontaminasi seperti ini secara lansung dapat lihat dari kondisi perubahan fisik pelumas, bisa berwarna keruh/putih susu, hitam/gelap. Pada prinsipnya warna pelumas mesin baru biasanya coklat jernih sedangkan pelumas hidrolik berwarna jernih/bening. Warna pelumas bekas mesin diesel akan berwarna hitam, mesin bensin berwarna coklat gelap hingga coklat tua, pelumas bekas hidrolik akan berwarna coklat muda hingga coklat tua. Dalam pemakaian yang normal pelumas hidrolik tidak pernah hitam kecuali terjadi panas yang berlebihan atau juga disebut diesel effect, yang biasanya terjadi di dalam kontrolvalve/regulator.
B. Test Lab.
Metode ini umumnya digunakan untuk mengetahui tingkat kontaminasi yang ditimbulkan akibat kontaminasi partikel maupun kontaminasi kimia, yang misalnya seperti tes keausan logam atau tes kontaminasi air dan debu yang sering disebut dengan uji tingkat kebersihan (cleanliness test).
Begitulah informasi mengenai kontaminasi pelumas dan efeknya dari Pelumas Pertamina. Kami harap informasi dan tips ini dapat membantu Anda memperlambat bahkan mengurangi kemungkinan kontaminasi dan kerugian yang disebabkannya, tetap produktif, tetap efisien! Pelumas Pertamina.
cintailah produk indonesia yang membanggakan..sallam indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

PROMO PELUMAS PERTAMINA

PROMO PELUMAS PERTAMINA Dapatkan semua potongan Diskon Menarik Hanya di PT LOBUNTA KENCANA RAYA. Distributor Resmi Pelumas PERTAMINA yang ...